Connect with us

    POLITIK

    8 Pemain Kelas Dunia yang Pernah Merumput di Liga Indonesia

    Published

    on

    Pemain Dunia di Liga Indonesia

    IndoJurnal – Indonesia memang belum pernah ke Piala Dunia, tapi pemain yang pernah main di Piala Dunia pernah juga bermain di Liga Indonesia.

    Kebanyakan pemain dunia yang bermain di Liga Indonesia berasal dari Afrika. Lalu berikutnya ada dari benua Amerika dan juga Eropa.

    Publik pernah mengenal Mario Kempes sebagai legenda Argentina saat juara Piala Dunia 1978. Ia pun pada masa akhir kariernya, merumput di Pelita Jaya Jakarta.

    Klub Pelita Jaya tak puas dengan hanya merekrut Kempes. The Metropolis kembali merekrut Maboang Kessack, yang juga pernah tampil di Piala Dunia bersama Kamerun.

    Di era modern pun, Liga Indonesia masih menjadi daya tarik pemain level Piala Dunia. Meski sudah tak ‘segemerlap’ masa jayanya, namun kehadirannya cukup menghibur publik sepak bola Indonesia.

    Advertisement

    Siapa saja pemain kelas dunia di Liga Indonesia?

    Yuk, kita mulai mengenal para pemain Piala Dunia yang pernah bermain di Liga Indonesia. IndoJurnal berikan ulasan singkat tapi padat, tenang saja.

    1. Mario Kempes (Argentina)

    Mario Kempes adalah nama yang populer di era 1980an. Ia adalah pahlawan Argentina saat meraih juara Piala Dunia 1978. Kepopulerannya itu, membuat klub elite Pelita Jaya berhasarta mendatangkannya.

    Ia datang pada Liga Indonesia 1996. Bermain bersama Pelita Jaya, publik Jakarta begitu antusias menyambutnya. Ia menjadi idola Commandos, suporter Pelita, yang kerap menyebutkan namanya dari tribune Lebak Bulus.

    Sayang, Kempes tak lama di Indonesia. Usianya yang sudah memasuki kepala 40-an tahun membuat fisiknya tak segarang dahulu. Ia juga gagal membawa Pelita Jaya juara, namun berhasil membuat 12 gol di Indonesia.

    Meski begitu, namanya tetap terpatri di FIFA dan juga hati para fans Pelita Jaya.

    Advertisement
    BACA JUGA: Gerindra Terus Menanjak, NasDem Terancam Gagal ke Senayan
    2. Maboang Kessack (Kamerun)

    Emmanuel Maboang Kessack. Namanya begitu harum bagi penikmat sepak bola era 1990an. Ya, Kessack tampil di Piala Dunia 1990 bersama Kamerun dan membuat Pelita Jaya kesemsem meminangnya.

    BACA JUGA :  Bersiap Panasakan Mesin, PSIS Semarang Gelar Latihan Perdana Mulai 22 Mei

    Ia datang ke Jakarta pada musim Liga Indonesia 1997/98. Ia menjadi andalan lini tengah Pelita Jaya baik era Henk Wullems, Albert Fafie, Yussack Sutanto, hingga Danurwindo. Namun sama seperti Kempes, Kessack tak mampu membawa Pelita Jaya juara, namun namanya abadi di hati fans Pelita Jaya.

    Pada musim perdananya di Pelita Jaya, Kessack membuat 12 gol dari 24 pertandingan. Sayangnya, kompetisi 1997/98 tergenti karena adanya demonstrasi besar-besaran akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

    3. Roger Milla (Kamerun)

    Lagi-lagi Pelita Jaya. Ya, klub elite asal Jakarta itu memang gemar mendatangkan pemain kelas dunia. Adalah Roger Milla, legenda Kamerun di Piala Dunia 1982, 1990, dan 1994, yang didatangkan Pelita Jaya ke Jakarta.

    Publik Jakarta saat itu menanti tarian Milla, yang menjadi selebrasi khasnya. Tapi lagi-lagi sayangnya Milla tak bisa membawa Pelita Jaya juara. Meski begitu, pemain yang dibeli Pelita Jaya seharga Rp500 juta dari Tonnare Kamerun itu, berhasil mengoleksi 13 gol dari 23 laga.

    Advertisement

    4. Michael Essien (Ghana)

    Persib Bandung mengambil langkah berani dengan mendatangkan bintang Ghana dan Chelsea, Michael Essien. Kedatangannya membuat heboh publik sepak bola Indonesia, bahkan media sampai harus lembur membuat konten tentang Essien.

    Essien pernah bermain di Piala Dunia 2006 bersama Ghana. Namanya juga harum di Chelsea dan Persib dengan gagah berani mengambilnya untuk Liga Indonesia musim 2017/18. Di Bandung, namanya juga dielu-elukan karena menjadi pembeda permainan Pangeran Biru.

    5. Pierre Njanka (Kamerun)

    Persija Jakarta dengan berani mendatangkan Pierre Njanka pada musim 2011. Nama Njanka memang tidak sepopuler Essien, tapi dari rekam jejaknya, ia pernah membela Kamerun d Piala Dunia 1998 dan 2002.

    Njanka cukup awet di Indonesia. Selain membela Persija, ia juga membela Arema FC, Aceh United, Mitra Kukar, sampai terakhir dia bermain untuk Persisam Putra Samarinda, klub kebanggaan warga Samarinda.

    BACA JUGA :  Pendaftaran Sudah Dibuka! Berikut ini Link Daftar UM PTKIN 2023
    BACA JUGA: Glory Glory Ganjar Presiden! Bergema Lantang di Halaman Gelora Bung Karno
    6. Jules Onana (Kamerun)

    Jules Onana adalah bintang lawan Kamerun di Piala Dunia 1990. Ia bukan striker ataupun penyerang, tapi ia adalah penjaga gawang yang andal dalam bertahan. Jules Onana pernah memperkuat Persma Manado pada 1997-2000. Ia juga pernah bermain di Persis Solo dan Pelita Krakatau Steel. Sayangnya, Jules Onana tidak pernah sekalipun merasakan gelar juara saat berkarier di Indonesia.

    Advertisement
    7. Lee Hendrie (Inggris)

    Ini adalah pemain asal Inggris yang belum pernah bermain di Piala Dunia. Tapi kita sertakan karena jarang ada pemain Inggris yang merumput di Indonesia.

    Hendrie merupakan andalan timnas Inggris era 2000-an awal. Ia seangkatan dengan David Beckham dan Paul Scholes. Namun kariernya tak begitu cemerkang di timnas.

    Bagi pecinta sepak bola Indonesia, namanya tentu akrab sebagai pemain Aston Villa di Premier League. Tapi siapa sangkat ia mau bergabung dengan Bandung FC, klub Liga Primer Indonesia, pada 2011. Kabarnya, ia terpaksa bermain di Bandung FC karena dirinya sedang bangkrut. Ia berhasil mencetak 3 gol dari 16 pertandingan yang dijalaninya.

    BACA JUGA: Ridwan Kamil Sosok Tepat untuk Ganjar dan Prabowo, Ini Alasannya!
    8. Ivan Bosnjak (Kroasia)

    Ivan Bosnjak merupak skuad Kroasia pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Ia adalah pemain pelapis saat itu. Namun statusnya sebagai pelapis tak membuat Persija gentar merekrutnya.

    CV-nya bagus karena Bosnjak sebetulnya langganan timnas sejak 14 tahun. Hal inilah yang membuat Persija mau menggaetnya pada 2014. Saat di Macan Kemayoran, dirinya diplot sebagai pengganti Emmanuele ‘Pacho’ Kenmogne.

    Advertisement

    Sayang, Bosnjak gagal beradaptasi dan hanya menyumbangkan empat gol saja buat Persija. Klub legendaris Jakarta itupun gagal total dan Bosnjak tak lagi diperpanjang kontraknya semusimnya oleh manajemen.

    Follow Berita IndoJurnal di Google News

    Trending