POLITIK
Ada 3 Kandidat Partai, Menakar Peluang Jokowi Jadi Ketua Umum
IndoJurnal – Menjelang berakhirnya masa jabatan, sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru semakin populer di kalangan masyarakat. Dirinya dianggap berhasil memimpin Indonesia selama kurang lebih sembilan tahun.
Bahkan terbaru dalam survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada periode 30 Mei-12 Juni 2023, menyebut tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi mencapai 90%.
“Tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden mencapai 90,0% yang sangat percaya atau cukup percaya, paling banyak memilih Prabowo hingga mencapai 36,1%,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas dalam paparannya, Senin (10/7/2023).
Tentu ini sebuah angka yang fantastis, sehingga tak heran menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 banyak partai yang semakin mendekat ke Presiden Jokowi.
Nama besar mantan Wali Kota Surakarta itu dianggap bisa mengangkat popularitas yang akan berujung pada peningkatan perolehan suara dalam Pemilu 2024.
Lalu apakah Jokowi akan menjadi ketua umum partai?
Dalam satu tahun belakangan ini, isu Jokowi menjadi ketua umum (ketum) partai terus bergulir. Tercatat ada tiga partai yang diwacanakan akan dipimpin oleh Jokowi, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan terakhir Partai Gerindra.
Meski semua masih sebatas omong-omong saja, bukan tidak mungkin Presiden Jokowi setelah purna jabatan benar-benar akan menjadi pemimpin partai politik.
Menarik untuk menakar peluang Presiden Jokowi menjadi ketum di ketiga partai tersebut.
1. PDI Perjuangan
Jokowi sejak awal karier politiknya adalah kader dari PDI Perjuangan. Loyalitasnya terhadap partai serta keberhasilannya memimpin Indonesia membuat namanya layak untuk memimpin partai.
Namun peluang Presiden Jokowi untuk menjadi ketum daru PDI Perjuangan langsung mendapatkan bantahan dari Sekretaris Jenderal Hasto Kristyanto.
Ia menganggap suara-suara yang menginginkan Presiden Jokowi memimpin PDI Perjuangan adalah upaya provokasi agar memecah partai berlambang banteng tersebut.
“Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) itu ideologis organisasi, sehingga isu-isu tersebut tak perlu ditanggapi. Saya nyatakan hal itu sebagai provokator politik,” ujar Hasto.
Pandangan Hasto juga dibenarkan oleh bakal calon presiden (bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Dirinya mengajak pendukung Presiden Jokowi untuk bersatu melawan isu tersebut.
“Saya kira yang seperti ini mesti dicermati, apakah ini ide pribadi atau seruan orang. Kita yang sejak awal mendukung Pak Jokowi di dalam pemerintahan tentu harus segera konter orang-orang semacam ini agar tidak terpancing situasi yang mengadu domba,” ujar Ganjar.
2. Partai Golkar
Kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar kini tengah menghadapi batu terjal menjelang masa akhir jabatannya pada 2024.
Meski belum resmi berakhir masa jabatannya, banyak pihak yang menyudutkan Airlangga untuk mundur dari posisi ketua umum Golkar saat ini.
“Sampai sekarang masih belum jelas arahnya KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) itu,” kata salah satu Anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam.
Di tengah gonjang-ganjing internal Golkar saat ini, muncul usulan agar Presiden Jokowi bisa mengambil tongkat kepemimpinan ketua umum dari tangan Airlangga Hartarto.
Koordinator Nasional Forkom AG, Lisman Hasibuan mengatakan jika Golkar ini ingin besar dan jadi pemenang di Pemilu 2024 nanti maka seluruh kader dan struktur partai harus siap dan solid mengusung Jokowi jadi Ketum Golkar.
“Demi kelangsungan dan keberlanjutan semua pembangunan di era Presiden Jokowi maka Presiden ke-7 RI itu harus menakhodai Partai Golkar,” kata Lisman.
“Golkar butuh figur seperti Pak Jokowi. Visi dan misinya jelas,” tegasnya.
Baca Juga: Cawapres 2024: Erick Thohir vs Ridwan Kamil, Siapa Lebih Kuat?
3. Partai Gerindra
Yang terbaru adalah Partai Gerindra, Presiden Jokowi disebut akan mendapatkan ‘hadiah’ jabatan ketum apabila Prabowo Subianto berhasil memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Hubungan Prabowo dengan Presiden Jokowi akhir-akhir ini memang cukup mesra. Keduanya kerap tampil bersama dan saling bersinergi antara satu sama lain.
Bahkan kelompok Relawan Jokowi juga banyak yang bergeser menjadi pendukung dari Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo beberapa kali juga tampak akrab dengan keluarga presiden. Mulai dari wedangan bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan juga saat bertemu dengan mantu dari presiden, Bobby Nasution.
“Jika Prabowo menang di Pilpres 2024, bukan tidak mungkin Jokowi gantikan Prabowo sebagai ketua umum Gerindra” ujar Pengamat Politik, Igor Dirgantara.
Menarik untuk menerka kemana arah politik Presiden Jokowi. Bertahan di PDI Perjuangan, atau pindah ke partai lain dan menjadi ketum?