POLITIK
Biografi Adian Napitupulu, Aktivis 98 yang Kini Jadi Wakil Rakyat
IndoJurnal – Bicara politik Indonesia dan kegiatan aktivis 1998, tak bisa dilepaskan dari biografi Adian Napitupulu. Pria yang kerap berapi-api dalam mengungkapkan pendapatnya ini sekarang menduduki kursi DPR RI periode 2019-2024.
Profil Adian Napitupulu
Adian Yunus Yusak Napitupulu lahir dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther pada 9 Januari 1971.
Adian kecil di masa kecilnya harus sering berpindah kota mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai PNS dan sempat menjabat Kepala Kejaksaan Negeri di beberapa kota.
Pada umur 10 tahun, Adian harus tinggal di Jakarta karena sang ayah dipanggil Tuhan. Adian Napitupulu memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Ciganjur, Jakarta.
Lulus pada tahun 1985, beliau kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertamanya ke SMP Negeri 166 Jakarta dan lulus pada 1988. Setelah lulus SMP, Adian Napitupulu melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri 55 Jakarta dan lulus pada tahun 1991.
Selepas SMA, Adian tidak mampu melanjutkan kuliah karena masalah keuangan. Adian pun memutuskan menjadi kondektur bus di kawasan Hek, Kramat Jati. Selepas jadi kondektur, dia menjadi buruh di pabrik kayu Marunda. Sembari bekerja, dia diterima di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada 1991.
Adian sudah dua kali menjadi anggota DPR RI dari fraksi PDIP, yaitu periode 2014-2019 dan 2019-2024. Pria kelahiran Manado ini memiliki istri bernama Dorothea Eliana Indah dan dikarunia 2 anak.
Kiprah karier Adian Napitupulu
Karakter Adian yang kritis sudah dimulai sejak lulus dari SMA. Karena keterbatasan finansial, Adian yang harus bekerja di pabrik sembari berkuliah. Walaupun pada akhirnya dia dipecat karena sering demo.
“Gua akhirnya dipecat karena demo empat kali dalam sebulan,” ujarnya, mengutip dari Detik.com (19/5/2017).
Demo sendiri diawali karena ada buruh yang kehilangan dua jarinya karena terpotong gergaji mesin. Namun, perusahaan hanya memberikan kompensasi sangat minim, yaitu Rp 15.000.
Adian pun mengadakan protes dengan demonstrasi dan mogok kerja. Dia pun sempat ditangkap polisi dan ditahan. Dari situ, biografi Adian Napitupulu sebagai aktivis dan pembela kaum miskin dipupuk.
Namun, saat kuliah dia baru lulus pada 2007. Sebabnya, pada 1996 saat sedang menyelesaikan tugas akhirnya, Adian memilih untuk berdemonstrasi mendukung Megawati di PDI. Saat terjadi kerusuhan di PDI, Adian lari keluar Jakarta. Sekembalinya ke Jakarta, suasana sudah panas menentang rezim Presiden Soeharto.
Adian, pada tahun 1997, itu juga sempat membentuk Lembaga Bantuan Hukum Nusantara. Bersama kawan-kawannya, dia sempat mengadvokasi korban lintasan saluran udara tegangan ekstratinggi di Desa Cibentang, Parung, Bogor, Jawa Barat.
Pada 1998, Adian mendirikan Forum Komunitas Mahasiswa Se-Jabodetabek atau lebih dikenal Forum Kota (Forkot). Komunitas ini adalah kelompok nonformal antarkampus yang aktif demo di Jakarta selama reformasi.
Di Forkot, nama Adian mencuat. Forkot sendiri terdiri dari 16 kampus dan ikut menduduki gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998.
Pada tahun 2009, Adian mendirikan organisasi Bendera (Benteng Demokrasi Rakyat). Di organisasi Bendera itu, Adian fokus untuk membantu kaum buruh.
Di tahun yang sama, Adian mendaftar sebagai calon anggota DPR di PDIP. Namun, upayanya melenggang ke Senayan gagal.
Baru pada 2014, ia terpilih menjaadi anggota DPR dari PDIP dari Dapil Jabar V. Pada pemilu 2019, ia berhasil lolos ke Senayan sebagai salah satu perwakilan dari Fraksi PDIP. Kini, Adian duduk sebagai anggota DPR RI Komisi VII yang meliputi bidang energi, riset, dan teknologi serta lingkungan hidup.
Adian Napitupulu di DPR
Posisi sebagai anggota DPR saat ini, dikatakan Adian tidak pernah terpikir sedikit pun.
“Hidup kita itu tidak ada yang tahu ya, kita jalan kemari tiba-tiba ada situasi ini, kita dibelokkan ke sini kita di belakang sini sekarang kalau kita mengikuti alur itu ya sampainya di sini (anggota DPR RI),” katanya.
Adian pun pernah “dirujak” oleh netizen saat pertama kali duduk di Senayan. Dia tertangkap kamera wartawan, terlihat tidur saat sidang paripurna. Netizen pun menganggap Adian dulu dan sekarang beda.
Namun, Adian menyatakan dia tidak tertidur, melainkan menutup mata sembari berpikir dan memikirkan kisruh Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat berakhir.
Bukan Adian kalau tanpa kontroversi. Dia pernah dilarang masuk ke Istana Kepresidenan karena memakai celana jeans. Dia pun dipanggil Paspampres untuk kemudian harus meminta izin ke Danplek Bina Graha.
Adian pun mengaku selalu menolak menjadi menteri dalam kabinet Jokowi- Ma’ruf. Dia mengaku, dia lebih leluasa menjadi anggota DPR, daripada menjadi menteri. Dia mengaku sudah 4 kali ditawari.
Pilihan itu merupakan kesadaran dari Adian. Sebab, dia melihat dirinya belum mampu menjabat sebagai menteri.
Itulah biografi Adian Napitupulu, seorang politikus dari PDIP yang terkenal dengan gayanya yang nyentrik dan kritis.
Baca Juga: Biografi Boy William, Sukses dalam Karier tapi Belum di Asmara
Biodata Adian Napitupulu
Nama Lengkap: Adian Yunus Yusak Napitupulu
Tempat & Tanggal Lahir: Manado, 9 Januari 1971
Riwayat Pendidikan:
- SDN 01 Pagi Ciganjur (1979-1985)
- SMPN 166 Jakarta (1985-1988)
- SMUN 55 Jakarta. (1988-1991)
- S1 Ilmu Hukum, Universitas Kristen Indonesia (1991-2007)
Riwayat Pekerjaan:
- Total Group – Karyawan (1990-1991)
- LBH Nusantara Jakarta – Sekretaris Eksekutif (1996-1997)
- Kota Law Office – Konsultan Hukum (2007-2008)
Riwayat Organisasi:
- Anggota Legislatif dari PDI Perjuangan
- Pendiri Posko Perjuangan Rakyat (Pospera)
- Pendiri Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera)
- Sekretaris Jenderal Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98)
- Sekretaris Jenderal 98 Center
- Pendiri Solidaritas Advokasi Sutet Indonesia
- Pendiri Forum Kota (Forkot)
- Anggota Senat Mahasiswa FH UKI
- Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMNI)