POLITIK
Biografi Erick Thohir, Berawal dari Pengusaha Kini Jadi Menteri
IndoJurnal – Kiprah Erick Thohir di dunia politik terus meningkat. Dia pun masuk bursa cawapres untuk Pemilu 2024. Seperti apa biografi Erick Thohir? Mari kita simak.
Mengutip dari Kompas.id, nama Erick Thohir sempat disebut oleh Presiden Jokowi selepas shalat Idul Fitri di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah. Presiden menyebut nama Erick paling awal saat ditanya siapa yang cocok untuk menjadi cawapres.
“Yang cocok banyak. Banyak. Ada Pak Erick (Erick Thohir), ada Pak Sandiaga Uno, kan, banyak, kan. Ada Pak Mahfud (Mahfud MD), ada Pak Ridwan Kamil, kan, banyak. Siapa lagi? Ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar), ada Pak Airlangga (Airlangga Hartarto),” ucap Presiden.
Awal biografi Erick Thohir
Erick Thohir adalah seorang pengusaha, pengurus olah raga dan dermawan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 2019 dan Ketua Umum PSSI sejak 2023.
Ia juga merupakan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan mantan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serta Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pemilik sejumlah klub sepak bola di dalam dan luar negeri.
Pria yang lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970 ini, terlahir dari pasangan Teddy Thohir dan Edna Thohir. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang ikut membesarkan Astra International, sedangkan ibunya berdarah Tionghoa dan Sunda.
Ia memiliki satu kakak perempuan, Rika, dan satu kakak laki-laki, Boy, yang juga merupakan pengusaha sukses di bidang tambang batu bara.
Erick menempuh pendidikan sarjana di Glendale University, Amerika Serikat, dan meraih gelar Bachelor of Arts.
Ia kemudian melanjutkan studinya di National University, Amerika Serikat, dan mendapatkan gelar Master of Business Administration. Pada tahun 2023, ia juga mendapatkan gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Manajemen Strategi dari Universitas Brawijaya.
Erick menikah dengan Elizabeth Thohir dan dikaruniai empat orang anak, yaitu Mahatma Arfala Thohir, Mahendra Agakhan Thohir, Makayla Amadia Thohir, dan Magisha Afryea Thohir. Ia juga dikenal sebagai seorang dermawan yang sering memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
Karier bisnis
Biografi Erick Thohir tidak lengkap tanpa cerita bisnisnya. Erick memul bisnisnya dengan mendirikan Mahaka Group pada tahun 1992.
Mahaka Group adalah sebuah konglomerasi yang bergerak di bidang media dan hiburan. Beberapa unit usaha Mahaka antara lain Gen FM, Jak TV, Harian Republika, Golf Digest, RajaKarcis.com, Satria Muda Pertamina (klub bola basket), dan lain-lain.
Erick juga memiliki minat besar terhadap dunia olah raga, terutama sepak bola. Ia pernah menjadi manajer Persija Jakarta pada akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an.
Ia juga pernah menjadi Wakil Komisaris Utama Persib Bandung dari tahun 2009 hingga 2019. Selain itu, ia juga mengakuisisi sejumlah klub sepak bola di luar negeri, seperti Inter Milan (Italia), D.C. United (Amerika Serikat), Oxford United (Inggris), dan Persis Surakarta.
Erick juga aktif di organisasi olah raga nasional dan internasional. Ia terpilih menjadi Ketua Umum KOI pada tahun 2015 dan berhasil menyelenggarakan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dengan sukses.
Kiprah politik
Biografi Erick Thohir semakin lengkap dengan kiprahnya di politik. Setelah terpilih menjadi anggota IOC pada tahun 2019, pada tahun yang sama, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Maju.
Ia juga menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin dalam pemilu presiden 2019. Pada tahun 2023, ia terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.
Saat menjadi ketum PSSI, Erick beberapa kali mengambil keputusan yang menjadi kontroversi.
1. Pembatasan pemain naturalisasi
Dia membuat keputusan ini untuk kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Dia hanya membatasi maksimal hanya satu pemain naturalisasi saja.
Alasannya, dia ingin kebijakan pembatasan pemain naturalisasi ini bisa memberikan kesempatan lebih besar kepada pemain lokal. Selain itu, dia juga ingin menegakkan keadilan di kompetisi.
2. Format baru Liga 1
Dia mengusulkan dua format baru untuk Liga 1, yaitu format tiga grup dan kedua format kompetisi penuh yang berlanjut dengan playoff. Para pemain dan official memilih opsi kedua.
Hanya saja, format ini menimbulkan pertanyaan karena setelah 34 pertandingan, empat tim teratas masih memperebutkan gelar juara.
3. Menghentikan Liga 2
Tak hanya Liga 2, Liga 3 pun tidak berlanjut. Erick Thohir dan PSSI memutuskan tak melanjutkannya. Keputusan ini berbarengan dengan rencana pembentukan operator baru untuk menjalankannya.
Kekayaan Erick Thohir
Erick salah satu menteri yang taat hukum dan aturan. Dia setiap tahun selalu melaporkan jumlah harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mengutip dari data LHKPN, total kekayaannya mencapai Rp 2,3 triliun. Ini sudah termasuk beberapa aset. Beberapa aset itu adalah:
1. Kepemilikan Tanah dan Bangunan
beberapa aset itu tersebar di berbagai wilayah, sebut saja Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, Jakarta Selatan, Depok, Manggarai Barat, dan Pasuruan.
Tanah yang paling murah bernilai Rp 650 juta, paling mahal Rp 60 miliar. Total aset tanahnya bertotal Rp 364 miliar.
Baca Juga: Biografi Irene ‘Red Velvet’, Idol K-Pop yang Dijuluki Dewi Yunani
2. Kendaraan
Erick Thohir juga memiliki aset kendaraan dan mesin yang totalnya lebih dari Rp1,8 miliar.
Adapun kendaraannya yaitu mobil Mercedes Benz tahun 1969 senilai Rp110 juta dan mobil Mercedes Benz 2016 senilai Rp1,76 miliar.
3. Surat berharga
Pada data LHKPN, Erick punya surat berharga senilai Rp 1,7 triliun plus harta bergerak senilai Rp 27 miliar.
Ada kas dan setara kas senilai Rp 209 miliar dan harta lainnya senilai Rp 159 miliar.