Connect with us

    POLITIK

    Debat dengan Politisi Demokrat, Yenny Wahid: Seperti Tong Setan!

    Published

    on

    Yenny Wahid

    IndoJurnal – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, dengan terus terang menyatakan bahwa Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, bukanlah pilihan yang ideal untuk mendampingi calon presiden Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam Pemilihan Presiden 2024.

    Menurut Jansen, visi perubahan yang diusung oleh KPP memerlukan Capres dan Cawapres yang mampu merepresentasikan tujuan dari koalisi tersebut.

    Namun, Yenny memiliki hubungan dengan pemerintahan Jokowi dan mendukung kelanjutan program-program yang ada.

    Lewat cuitannya di Twitter, Jansen menilai Yenny Wahid justru mengungkapkan dukungannya terhadap Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

    Yenny Wahid Tanggapi Cuitan Jansen Sitindaon Soal Cawapres

    Yenny menyebut tidak pernah mengajukan diri sebagai calon wakil presiden untuk Mas Anies. Ia hanya merespons tawaran yang datang. Sebenarnya, Yenny mendukung Mas AHY menjadi calon wakil presiden pendamping Anies.

    Advertisement

    “Jika Anda menolak saya sekarang, padahal bos Anda membutuhkan dukungan, saya tidak akan merasa kecewa,” kata Yenny.

    BACA JUGA :  Ganjar Pranowo-Mahfud MD Daftar ke KPU Naik Mobil Soekarno

    Jansen kembali memberikan tanggapan atas pernyataan Yenny dengan menyebutkan beberapa hal sesuai dengan pandangannya dalam politik.

    Anggota DPR RI ini menyatakan bahwa selama koalisi yang terdiri dari Partai Demokrat, NasDem, dan PKS masih tetap mempertahankan nama perubahan sebagaimana yang tercantum dalam piagam yang telah ditandatangani oleh tiga partai tersebut.

    Hal ini sejalan dengan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2022 yang menetapkan perubahan dan perbaikan sebagai agenda politik Partai Demokrat dalam Pemilu 2024.

    “Saya juga menghargai sikap yang Anda ambil, termasuk dalam hal mendukung atau tidak mendukung siapa pun,” ujar Jansen.

    Advertisement

    “Saya juga mendoakan dan mendukung Anda untuk dapat berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden ini, terutama dalam mengisi posisi Cawapres yang masih kosong dalam beberapa koalisi yang telah terbentuk, terutama dalam blok perubahan,” tambahnya.

    BACA JUGA: Yenny Wahid Kantongi Restu PDIP untuk Dampingi Ganjar Pranowo

    Demokrat Terima Kekalahan Sebagai Konsekuensi Politik

    Jansen juga membahas dukungan penuh yang diberikan oleh Partai Demokrat kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden 2019.

    BACA JUGA :  Golkar Ricuh! Lamhot Sinaga: Bahlil Tidak Sejalan dengan Partai

    “Walaupun pada akhirnya kami mengalami kekalahan dan dampaknya masih dirasakan hingga saat ini. Bagi saya, itu adalah bagian dari politik, perbedaan pilihan pasti terjadi dengan semua konsekuensinya,” katanya.

    Jansen mengungkapkan, Prabowo Subianto yang pernah didukungnya, telah menjadi bagian dari rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus berlanjut dan maju hingga tahap pendaftaran, maka pilihan politik Jansen selanjutnya tentu akan berlawanan.

    Termasuk juga dengan banyak rekan yang dulu bersama-sama. Namun, ia mengaku pertemanan tetap terjaga, walaupun pilihan politik saat ini berbeda dan mungkin akan berdiskusi panjang tentang banyak hal di berbagai kesempatan.

    Advertisement

    Yenny pun kembali memberikan tanggapannya. “Saya merasa bingung, Mas Jansen, membaca tanggapan Anda. Seperti berputar-putar seperti tong setan di pasar malam,” celetuknya.

    Follow Berita IndoJurnal di Google News

    Trending