Connect with us

    POLITIK

    Gandeng Gibran Rakabuming, Elektabilitas Prabowo Langsung Anjlok

    Published

    on

    Elektabilitas Prabowo

    IndoJurnal – Hasil survei Charta Politica yang dilaksanakan pada 26-31 Oktober 2023 menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto menurun usai bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu menggandeng Gibran Rakabuming sebagai cawapres-nya.

    Pada survei 13-17 Oktober 2023 atau sebelum menggandeng Gibran, elektabilitas Prabowo lebih tinggi 9,8 persen dibandingkan Ganjar Pranowo dalam simulasi head to head, tetapi pada survei terbaru jarak elektabilitas keduanya menyempit menjadi 3,4 persen.

    “Kita bisa melihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Gibran sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo menjadi liabilitas bagi elektabilitas Prabowo alih-alih aset,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di Jakarta pada Senin (6/11/2023).

    Dalam simulasi head to head bersama bacawapres, elektabilitas Prabowo-Gibran tercatat mencapai 43,5 persen atau lebih tinggi dari elektabilitas Ganjar-Mahfud yang sebesar 40,6 persen.

    Meskipun demikian, nilai elektabilitas Prabowo-Gibran saat head to head dengan Ganjar-Mahfud yang sebesar 43,5 persen itu lebih kecil dari nilai elektabilitas Prabowo ketika head to head dengan Ganjar yang sebesar 44,4 persen.

    Advertisement

    “Artinya, ketika kita bicara mengenai potensi putaran kedua, dan simulasi putaran kedua, pemilih Anies yang tadinya mayoritas lebih memilih Prabowo mulai ragu, mereka lebih banyak menjadi undecided voters,” katanya.

    Menurut Yunarto, pemilih Anies cenderung anti-Jokowi, sehingga sebagian dari mereka adalah pendukung Prabowo pada pilpres 2014 dan 2019.

    BACA JUGA :  Terkait Naturalisasi di Timnas Indonesia, Justin Hubner Lepar Sindiran

    “Mereka mungkin masih memaafkan Prabowo jadi menteri, di-endorse Jokowi, tapi ketika Prabowo menggandeng anak Jokowi, terkena isu politik dinasti dan lain-lain, itu sudah jadi beban elektoral untuk Prabowo,” katanya.

    Sentimen negatif terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang memungkinkan Gibran maju sebagai cawapres juga dinilai dapat menghalangi keunggulan elektabilitas Prabowo.

    Adapun, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 50,3 persen dalam simulasi head to head dengan pasangan Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya hanya 29 persen.

    Advertisement

    Sementara itu, dalam simulasi tiga nama, pasangan Ganjar-Mahfud unggul dari pasangan capres dan cawapres lain dengan elektabilitas mencapai 36,8 persen, di mana Prabowo-Gibran sebesar 34,7 persen dan Anies-Muhaimin sebesar 24,3 persen.

    Terkait Pemilihan Gibran, Hasto Kristiyanto Singgung Intervensi

    Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tak mau mengungkapkan kartu truf milik para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju yang mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.

    Loh, kami kan sayang dengan seluruh ketua umum. Kami sayang, menghormati, bahwa demokrasi tanpa partai politik itu tidak bisa,” kata Hasto di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Kamis (3/11/2023).

    Dia menambahkan bahwa kedaulatan partai politik menjadi sangat penting dalam mengambil keputusan politik. Pasalnya, lanjut Hasto, partai politik mencerminkan bagaimana rakyat mengasosiasikan dirinya dengan hal-hal ideal yang diperjuangkan partai untuk berdaulat.

    BACA JUGA :  Pilkada Jakarta: Pasangan Pram-Doel Akan Menemui Ahok kemudian Jokowi

    Menurut dia, apa yang dilakukannya adalah bagian dari imbauan moral. Oleh karena itu, dia juga meminta semua pihak harus menjaga demokrasi yang sehat dengan tidak melakukan intervensi.

    “Jangan kita berbicara tidak melakukan intervensi, tetapi dalam praktik, misalnya, penuh dengan berbagai upaya,” tambahnya.

    Advertisement

    Hal itu merupakan reformasi yang disepakati melalui demokrasi dengan partai politik untuk menerima kritikan terhadap demokratisasi internal, kelembagaan, akuntabilitas publik, akuntabilitas keuangan partai, hingga proses kaderisasi.

    Sebelumnya, Selasa (31/10/2023), Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani menanggapi pernyataan Hasto soal dukungan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai bakal cawapres karena ketua parpol KIM tersandera kartu truf.

    “Saya tidak tahu siapa yang ditekan, atas kasus apa kartu truf itu dipegang, siapa yang menekan pula. Mas Hasto hanya cerita dalam di bawah tekanan,” kata Muzani di Kompleks DPR RI.

    Muzani menepis adanya tekanan yang dimaksud Hasto dengan ‘kartu truf’. Muzani menilai dukungan ketua parpol yang ditujukan pada pencalonan Prabowo Subianto sebagai bakal capres berdasarkan perasaan semangat perjuangan Indonesia.

    Dukungan terhadap bakal pasangan calon Prabowo-Gibran pun didasarkan atas kesukarelaan, kebersamaan, dan persatuan.

    Advertisement
    Baca Berita IndoJurnal di Google News

    Trending