Gaya Hidup
Istana Amantubillah, Perpaduan Unsur Islami dan Dayak Hindu

Indojurnal – Sejak lama keraton menjadi destinasi wisata sejarah yang hanya ada di Pulau Jawa. Mulai dari Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Keraton Cirebon dan Keraton Banten.
Akan tetapi pernyataan itu keliru. Pasalnya Desa Pedalaman, Kecamatan Mempawah, Kalimantan Barat juga memiliki keraton yang dikenal dengan nama Istana Amantubillah.
Dulu istana merupakan keraton bagi Kerajaan Mempawah. Nama Istana Amantubillah sendiri berasal dari bahasa Arab dan artinya ‘Aku Beriman Kepada Allah’.
Itu mencerminkan bahwa masyarakat di Kerajaan Mempawah kental dengan unsur Islami. Namun sebenarnya di masa keberadaan Kerajaan Mempawah adalah Kerajaan Dayak-Hindu.
Sayangnya kini Kerajaan Mempawah sudah tiada. Terlepas dari itu, sebenarnya Istana Amantubillah sempat mengalami kebakaran di tahun 1880. Dan pada era pemerintahan Gusti Muhammad Taufik Akkamaddin barulah dilakukan renovasi serta pemugaran istana.
Tepat di tanggal 2 November 1922, Istana Amantubillah kembali berdiri. Bahkan keraton cantik itu, masih terus terawat hingga kini.
Baca Juga: Hadapi Palestina dan Argentina, Shin Tae-yong Panggil 26 Pemain
Dijadikan Museum Kerajaan Mempawah
Istana ini didominasi dengan warna hijau muda. Sementara di pintu gerbang dibubuhi tulisan ‘Mempawah Harus Maju, Malu dengan Adat’.
Pada halaman istana terdapat 16 buah meriam sebagai bentuk perlindungan dari musuh. Istana ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni bangunan utama, sayap kanan dan kiri.
Dulu bagian utama menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan. Sedangkan sayap kanan ruang makan dan sayap kiri area administrasi pemerintahan sekaligus aula bila raja bertemu dengan para abdi dalem.
Baca Juga: 7 Lagu Melow BLACKPINK yang Bisa Membuatmu Galau
Selain ketiga bagian tadi, ada pula bangunan penunjang Istana Amantubillah di bagian belakang. Yakni kolam pemandian dan gazebo atau pendopo sebagai tempat keluarga kerajaan bersantai.
Dan hingga kini di Istana Amantubillah masih terdapat banyak benda bersejarah. Misalnya tempat duduk raja, busana raja, payung kerajaan hingga foto keluarga Kerajaan Mempawah semasa berkuasa.
Maka tak heran bila istana tersebut juga dijadikan sebagai museum Kerajaan Mempawah.
Baca Juga: Bukan AHY, Pengamat Sebut 3 Cawapres Ideal untuk Anies Baswedan
Tradisi Kerajaan Mempawah Masih Hidup
Menariknya lagi beberapa tradisi di masa Kerajaan Mempawah masih hidup hingga kini. Misalnya tradisi Robo-robo dan Puake.
Robo-robo adalah tradisi tolak bala dengan menyuguhkan berbagai kue tradisional. Kemudian tradisi Puake ialah pelepasan ‘puake’ alias seekor anak buata berkulit kuning hitam oleh para keturunan kerajaan.
Usai penyelenggaraan tradisi, biasanya diteruskan dengan kegiatan bersih-bersih benda pusaka kerajaan.

- Berita7 hari ago
Faktor Gus Dur Bikin KH Yazid Jember Memilih untuk Dukung Mahfud MD
- Berita7 hari ago
Bertemu Santri, Yenny Wahid Ungkap Alasan Utama Memilih Ganjar-Mahfud
- Berita7 hari ago
Bertemu Romo Magnis, Ganjar Pranowo Mendapatkan Hadiah Buku ‘Etika Politik’
- Berita5 hari ago
Silahturahmi ke Pontianak, Mahfud MD Serap Aspirasi Masyarakat Tionghoa
- Berita4 hari ago
Sahabat ABI Siap Mengantar Anies Baswedan Menjadi Presiden Indonesia
- Berita4 hari ago
Dukung ‘AMIN’, SKI Siap Suarakan Perubahan Hingga ke Pelosok Nusantara
- Berita6 hari ago
Maju di Pilpres 2024, Menteri dan Kepala Daerah Tidak Wajib Mundur!
- Berita5 hari ago
Anies Baswedan Ajak Relawan AMIN Terus Gaungkan Semangat Perubahan