Connect with us

    Berita

    Kebelet Maju Pilpres 2024, Erick Thohir Dinilai Telantarkan BUMN

    Published

    on

    Erick Thohir

    IndoJurnal – Menteri BUMN Erick Thohir dianggap lebih mementingkan elektabilitas dengan sibuk mengurus PSSI dibandingkan mengurai problem utang sejumlah perusahaan pelat merah, termasuk PT Waskita Karya.

    Padahal kinerja Waskita Karya tentu saja menjadi tanggung jawab dari Erick sebagai menteri.

    Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi menilai kesibukan Erick di PSSI malah berpotensi dipandang sebagai jalan politis. Ia pun menduga Erick sedang menggalang massa dari suporter sepak bola Tanah Air.

    “Karena dukungan massa suporter, empuk untuk kepentingan politik,” kata Muslim, Rabu (30/8/2023).

    Erick pun dianggap memakai posisinya sebagai menteri untuk memuluskan rencana politiknya di masa depan. Bahkan, ego politiknya dinilai melebihi komitmen terhadap tanggung jawab dalam mengurus BUMN.

    Advertisement

    Pada semester pertama tahun ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA mengalami kerugian Rp1,8 triliun.

    Sementara itu, kerugian yang harus ditanggung Waskita Karya mencapai Rp2 triliun. Hasbil pun menilai kerugian tersebut muncul sebagai akibat politis Menteri BUMN.

    Dalam beberapa waktu terakhir, kinerja perusahaan BUMN Karya memang menjadi sorotan setelah kegagalan pembayaran terbaru dari Waskita Karya dan penghentian Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Tahun Anggaran 2022 oleh pemerintah.

    Sebagai perbandingan, beberapa perusahaan konstruksi swasta mencatatkan kinerja yang beragam pada Semester I. Sebut saja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dengan pendapatan sebesar Rp 831,29 miliar pada Semester I, atau naik 38,8% dari Semester I 2022 yang mencapai Rp 508,7 miliar.

    ACST juga mencatatkan kerugian periode berjalan sebesar Rp 56,04 miliar, menurun 52,21% dari kerugian pada Semester I 2022 yang mencapai Rp 117,27 miliar.

    Advertisement

    Sementara itu, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun pada Semester I 2023, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,1 triliun.

    TOTL juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp 67,6 miliar, naik dari Semester I 2022 yang sebesar Rp 44,2 miliar.

    PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) meraup pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun, naik dari Semester I 2022 sebesar Rp 1,1 triliun. NRCA juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp 53,3 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 43,8 miliar.

    BACA JUGA: Cawapres Terkuat! Ridwan Kamil dan Erick Thohir Bersaing Ketat

    Daftar Utang Sejumlah BUMN

    Setidaknya ada empat BUMN dengan kinerja yang carut-marut selama Erick Thohir menduduki kursi Menteri BUMN, yaitu:

    1. PT Pertamina (Persero)

    Pertamina menjadi perusahaan pelat merah penyumbang utang terbesar. Total utangnya tahun 2022 berdasarkan laporan keuangan konsolidasi setelah audit, mencapai lebih dari Rp755 triliun.

    Advertisement

    2. PT PLN (Persero)

    PLN mencatatkan utang jangkau pendek Rp145 triliun serta utang jangka panjang Rp501 triliun. Dengan demikian, utang PLN sepanjang tahun lalu mencapai Rp646 triliun.

    3. Garuda Indonesia

    Sepanjang kuartal pertama tahun ini, utang jangka pendek maskapai pelat merah tersebut Rp26 triliun. Sementara itu, utang jangka panjangnya mencapai RP90 triliun. Secara keseluruhan, utang Garuda Indonesia hingga 31 Maret 2023 sebanyak Rp116 triliun.

    4. PT Waskita Karya (Persero)

    Merujuk pada laporan keuangan kuartal I tahun 2023, Waskita Karya tercatat memiliki utang jangka pendek dan jangka panjang masih-masing Rp21 triliun dan Rp63 triliun. Total utangnya BUMN karya ini mencapai Rp84 triliun.

    Follow Berita IndoJurnal di Google News

    Trending