Connect with us

    POLITIK

    Memalukan! Melibatkan Oknum Aremania, Suporter Kembali Rusuh

    Published

    on

    Aremania

    IndoJurnal – Kerusuhan suporter kembali terjadi di kompetisi sepak bola nasional. Kali ini, kerusuhan menghiasi laga pekan ketiga Liga 1 2023/2024 yang mempertemukan Persik Kediri versus Arema FC di Stadion Brawijaya, pada Sabtu (15/7/2023).

    Suporter Arema dikabarkan nekat masuk ke dalam stadion untuk menyaksikan langsung pertandingan tim kesayanganya.

    Padahal, Persatuan Sepak Bola Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru sudah melarang suporter tim tamu untuk hadir langsung di stadion.

    Dalam sebuah video amatir yang tersebar di media sosial, suporter Arema dipukul sekelompok orang karena dinilai menjadi penyusup. Insiden ini terjadi di luar stadion.

    Panitia pelaksana pertandingan mengatakan, oknum Aremania itu dari berbagai daerah.

    Advertisement

    Sementara itu, Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra, menceritakan kronologi awal kerusuhan itu. Dia menegaskan, tak ada alokasi tiket untuk suporter tim tamu.

    Kehadiran suporter tamu itu diketahui pendukung Persik karena memperlihatkan gerak-gerik mencurigakan. Satu di antaranya adalah ekspresi tidak senang ketika Persik mencetak gol.

    “Jadi, sistemnya mereka perorangan dan tidak menggunakan atribut. Misalnya situasi di lapangan ada gol (Arema) senang, sehingga suporter tuan rumah tahu. Mungkin ditanya-tanya, diketahui suporter tamu,” kata Teddy seperti dikutip dari Antara.

    Aremania

    Oknum suporter Aremania memacu kerusuhan saat laga Persik melawan Arema FC.

    Pihak kepolisian kemudian mengamankan 25 orang yang diduga suporter tim tamu tersebut. Mereka kemudian dipulangkan ke daerah masing-masing.

    BACA JUGA :  Belanja di Warung Madura yang Ga Kenal Tanggal Merah Kalender

    “Total sekitar 25 orang dan semua sudah dipulangkan. Kami fasilitasi kendaraan umum untuk pulang,” ujar Teddy.

    Dia kemudian menegaskan, pihak keamanan akan melakukan evaluasi agar kejadian ini tak terulang kembali.

    Advertisement

    “Tiap pertandingan kami lakukan evaluasi sehingga pertandingan berikutnya akan lebih baik lagi. Tiket mungkin dikoordinator suporter, sehingga tidak ada suporter lain yang bisa memiliki tiket pertandingan tersebut,” tutur Teddy.

    “Tentunya kami siapkan rencana pengamanan, langkah-langkahnya dari prakegiatan, saat kegiatan dan pascakegiatan, tetap dilaksanakan,” lanjutnya.

    Baca Juga: Menpora Beri Data Pemain Keturunan untuk Timnas U-17, Perlukah?

    PSSI serahkan ke Komdis

    Sementara itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyerahkan kasus ini ke Komisi Disiplin (Komdis). Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga mengtakan, pihaknya akan memberikan kesempatan kepada Komdis untuk bekerja dalam memutuskan hukuman.

    “Seperti kemarin kasus kerusuhan di internal suporternya PSM Makassar kemarin kan hukumannya berlapis diberikan oleh Komdis. Jadi semua pelanggaran-pelanggaran itu pasti ada hukumannya,” tutur Arya.

    BACA JUGA :  PSS Sleman Datangkan Eks Anak Asuh Shin Tae Yong di Timnas Korea

    Dia kemudian meminta kepada semua pihak untuk menyerahkan penanganan kasus ini kepada Komdis. Seluruh pihak juga diharap bisa menerima apapun keputusan yang dikeluarkan.

    Advertisement

    “Jadi para suporter bersabar karena mereka bekerja terus. Satu persatu pelanggaran-pelanggaran pasti ada hukumannya, semoga hasil tersebut berkeadilan,” tegas Arya.

    Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyebut, akan ada hukuman yang dijatuhkan atas kerusuhan itu. Dia juga meminta kepada suporter untuk menahan diri karena Indonesia masih dipantau Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

    “Kalau ini (kericuhan) terus menerus, tidak ada introspeksi diri, baik dari suporter, dari klub, tim yang menjadi panitia tamu, percaya sama saya, (akan) dihukum. Apa kita mau dihukum lagi?” ucap Erick.

    Perlu diketahui, PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru membuat kebijakan berupa larangan bagi suporter tim tamu untuk datang langsung ke stadion pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2023/2024.

    Kebijakan itu dikeluarkan setelah tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober 2022. Kerusuhan itu menarik perhatian dari FIFA yang nyaris menjatuhkan sanksi berat kepada Indonesia.

    Advertisement

    Beruntung, Presiden Joko Widodo dan Erick Thohir berhasil melakukan lobi-lobi sehingga sepak bola Indonesia bisa terhindar dari pembekuan.

    Sumber : Berbagai Sumber

    Follow Berita IndoJurnal di Google News

    Trending