Connect with us

    POLITIK

    Menjaga Tradisi dengan Memuliakan Alam, Inilah Ciri Khas Suku Baduy

    Published

    on

    Ciri Khas Suku Baduy

    IndoJurnal – Suku Baduy hidup dengan kesederhanaan. Mungkin itulah ciri khas suku Baduy yang sebenarnya.

    Kehidupan warganya yang selalu memuliakan alam tanpa terhanyut pada modernisasi, menjadi ciri khas suku Baduy, suku yang berada di Kabupaten Lebak, Banten ini.

    Salah satu kesederhanaan mereka, melansir dari Kompas.id, misalnya saat menanam dan memanen padi. Mereka terbiasa bergotong royong.

    Saat panen, gotong royong merupakan keharusan sebab prosesnya bisa memakan waktu hingga 5 sampai 14 hari. Itupun tergantung luas ladangnya.

    Mereka biasanya bawa bekal untuk sarapan dan makan siang. Saat makan, sangat terasa kekeluargaannya. Mereka biasanya berkumpul di saung dulu sebelum mulai bekerja.

    Advertisement

    Alih-alih memakai teknologi, mereka tetap setia dengan cara lama, yaitu ani-ani, sebuah pisau kecil untuk memotong satu per satu tangkai padi.

    Kenapa tidak pakai sabit? Sebab, bagi mereka dengan ani-ani, mereka bisa sekalian memilah bulir padi yang sudah masak dan berkualitas baik. Waktunya, pasti jauh lebih lama dibandingkan sabit.

    Kehidupannya yang akrab dengan alam, Suku Baduy pun minim pencurian. Padi yang dipanen tadi, biasanya tidak dibawa ke rumah, tapi dijemur saja di ladang selama 1-2 minggu.

    Hal ini karena, setiap warga Baduy punya cadangan padi melimpah di lumbungnya masing-masing. Menariknya, padi itu tidak boleh dijual, hanya boleh dipakai sendiri.

    BACA JUGA :  Artis 'R' Diduga Terlibat Kasus Rafael Alun, Warganet Tebak Raffi Ahmad
    BACA JUGA: Sejarah Pelita Jaya, Klub Raya dengan Sederet Bintang Kelas Dunia

    Kebahagiaan di tengah kesederhanaan

    Hidup di Baduy, berarti harus siap dengan aturan. Di sini, warga tidak boleh memakai kendaraan. Jadi, kampung pun bebas bising dan polusi. Listrik pun tidak boleh masuk.

    Advertisement

    Namun, beberapa rumah sudah menggunakan lampu bertenaga surya namun itu hanya untuk penerangan di malam hari.

    Anak-anak Baduy memang tidak bersekolah. Mereka terbiasa untuk menjalani hari dengan produktivitas yang lain.

    Mengutip dari Kompas.id, anak-anak Baduy hampir setiap sore selalu bermain sepakbola di lapangan tanpa rumput. Hanya sedikit yang memakai sepatu, kebanyakan nyeker. Sementara itu, anak perempuannya biasanya menenun.

    Anak-anak Baduy sejatinya sudah diajak ke ladang sejak 5 tahun. Mereka tidak langsung membantu orangtua, tetapi untuk melihat dan membiasakan diri dengan aktivitas di ladang.

    Di situ mereka bisa melihat langsung cara menanam, memanen, yang dilakukan bersama-sama.

    Advertisement

    Meskipun ada aturan yang melarang anak-anak bersekolah, namun sekarang ini sudah ada sejumlah warga Baduy yang mampu meraih gelar sarjana.

    Mengutip dari Data Pemerintah Desa Kanekes, dari total 13.308 jiwa, ada 277 orang tamat SD, 132 orang tamat SMP, 36 orang tamat SMA, 2 orang tamat D-3, dan 4 orang tamat sarjana.

    BACA JUGA :  Cerita dan Mitos Lebak Kosala, Harmoni antara Manusia dan Alam

    Walapun ada aturan itu, membaca, menulis, dan berhitung tetap diperbolehkan untuk dipelajari karena memang penting. Namun, tujuannya hanya untuk pemahaman saja, bukan untuk menggantikan aturan-aturan adat itu.

    BACA JUGA: Wow! Aktor Ganteng Korea ini Jadi Inspirasi Dibalik Nama Asli Jennie BLACKPINK

    Kehidupan di Baduy Dalam

    Ciri khas Suku Baduy Dalam tentu berbeda lagi. Mereka memiliki ciri khas tidak memakai alas kaki dan menggunakan kendaraan bahkan di luar kampung sekalipun.

    Mereka juga tidak diperkenankan menggunakan sampo, pasta gigi, serta sabun. Karena menurut mereka, barang kimia itu merusak dan mencemari alam.

    Advertisement

    Seorang warga bernama Narja, mengutip dari Kompas.id, dia tetap bahagia melakukan aturan tersebut. Dalam bepergian dia selalu berjalan kaki. Pernah dia berjalan kaki ke Bandung, Jawa Barat selama 5 hari untuk bertemu keluarganya.

    BACA JUGA: Survei Charta Politika: Presiden Jokowi Dukung Prabowo Subianto, Publik Kecewa

    Buat Narja, modernisasi dan kemajuan teknologi menawarkan kemudahan, tetapi tidak menjamin kualitas hidup yang lebih baik. Buat Narja, keinginan untuk menghasilkan uang pasti ada, tetapi harus bisa dikendalikan.

    Secara turun-temurun masyarakat Baduy tetap menjalankan aturan dan hidup dengan melestarikan alam. Mereka hidup dengan kesederhanaan untuk melahirkan ketentraman dalam hati diri sendiri dan juga masyarakat.

    Follow Berita IndoJurnal di Google News

    Advertisement

    Trending