POLITIK
PSI Buka Peluang Dukung Prabowo, 6 Kader Serentak Mundur!
IndoJurnal – Sebanyak enam kader PSI serentak mundur beberapa waktu lalu. Alasannya, mereka patah hati terhadap sikap partai yang membuka potensi dukungan pada Prabowo Subianto di pilpres mendatang.
“Kami menyatakan sikap dan pernyataan untuk mengundurkan diri dari pencalegan Partai Solidaritas Indonesia, dan keluar dari keanggotaan partai,” kata salah satu mantan kader PSI, Afthon Lubbi melalui konferensi pers, Selasa (22/8/2023).
Afthon mengungkapkan, ia bersama rekan-rekannya merasa PSI ‘main mata’ dengan Prabowo Subianto. Di sisi lain, PSI sudah mendeklarasikan dukungan pada Ganjar Pranowo sebagai capres.
Yang juga tidak boleh dilupakan menurutnya adalah rekam jejak Prabowo dalam pelanggaran HAM.
Afthon mengungkapkan, sampai saat ini para korban tragedi 1998 masih mencari keadilan, dan selalu meminta pemerintah memberikan keadilan serta menghukum pelaku penculik aktivis.
Yang juga dibahas dalam konferensi pers tersebut adalah pernyataan caleg Ade Armando yang sering muncul di media sosial.
Tanpa memberikan detail, Afthon menyebut pertanyaan Ade merugikan ia dan rekan-rekannya dalam mensosialisasikan Ganjar Pranowo sebagai capres.
Sebagai tindak lanjut, Afthon dan rekan-rekannya yang mundur dari PSI, akan mengembalikan dana dari partai. Dana tersebut sebelumnya akan dialokasikan untuk mengurus berkas pencalegan.
Keenam kader yang mengundurkan diri dari PSI adalah caleg DPR RI dapil Jawa Tengah VIII M. Afthon Lubbi, caleg DPR RI dapil NTB II, caleg DPRD Kota Bekasi III Lis Sektiyawanti, caleg DPRD DKI Jakarta I Darma Munir, Tulus Borisman, dan Alfonsus Simbolon.
Hubungan PSI dan Prabowo Subianto Kian Mesra
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Musa Bangun, membahas kedekatan antara PSI dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyusul pertemuan di kantor pusat PSI beberapa waktu lalu.
Musa mengatakan Prabowo ingin membuktikan bahwa kepemimpinan di Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian.
“Jika bersatu, alhamdulillah. Tapi jika tidak, kita tetap bersahabat,” ujar Musa kepada wartawan di Santika Premier Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Selasa (8/8/2023).
Musa pun mengangkat histori Prabowo dan Presiden Jokowi, yang sebelumnya merupakan rival politik dalam Pilpres 2014 dan 2019. Ia menilai situasi ini sebagai bukti bahwa lawan politik bisa bersatu.
“Kemarin kita mungkin berada dalam posisi yang berlawanan. Namun hari ini dengan situasi politik berbeda, akhirnya kami bersatu,” kata Musa.
BACA JUGA: Giring Ganesha Mundur dari PSI? Ada Hubungan dengan Naruto
Musa juga menyampaikan bahwa kemungkinan partai politik yang sebelumnya menjadi rival bisa bersatu.
Ia pun menyatakan bahwa kebutuhan akan koalisi mendorong partai politik untuk tidak bekerja sama dalam pesta demokrasi. Menurutnya, untuk membangun bangsa, tidak boleh ada pihak yang merasa mampu melakukannya sendiri.
“Kekuatan bangsa ini sangat besar, tidak hanya berasal dari partai politik. Prabowo membuka diri dan berkomunikasi. Itulah yang diperlukan,” ucapnya.
Musa menjelaskan, kunjungan dan pertemuan yang dilakukan oleh Prabowo menunjukkan bahwa Prabowo menyadari bahwa ia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk memimpin Indonesia. Ia menyebut Prabowo sadar bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian.
Follow Berita IndoJurnal di Google News
- POLITIK7 hari ago
Resmi! Puan Maharani Kembali Menjabat Ketua DPR untuk Periode 2024-2029
- POLITIK4 hari ago
Cagub Jawa Timur Tri Rismaharini Siapkan Program Kesejahteraan Buruh Pabrik
- POLITIK7 hari ago
Pertemuan Prabowo dengan Megawati Dinilai Pengamat Penting untuk Bangsa
- POLITIK7 hari ago
Pidato Perdana, Puan Maharani: Kebersamaan Bukan Berarti Semua Serba Sama!
- POLITIK4 hari ago
Kena Fitnah Politik Uang, Cagub Jawa Barat Jeje Wiradinata Berikan Penjelasan
- OLAHRAGA7 hari ago
Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Bangga Akhirnya Bisa Membela Timnas Indonesia
- POLITIK4 hari ago
LAB 45 Menilai Pemerintahan Prabowo Subianto akan Butuh Sosok Juru Bicara
- BERITA4 hari ago
Terlibat Kasus Prostitusi di Bali, Kantor Imigrasi Mengusir Wanita asal Uganda