POLITIK
Tradisi Ogoh-ogoh dalam Kebudayaan Masyarakat Pulau Dewata
IndoJurnal – Tradisi ogoh-ogoh adalah salah satu perayaan budaya yang paling spektakuler di Pulau Bali, Indonesia.
Setiap tahun, pada malam sebelum Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali merayakan tradisi ini dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Yuk kita jelajahi lebih dalam tentang asal-usul, makna, dan prosesi tradisi ogoh-ogoh yang begitu kaya dan berwarna di Pulau Dewata.
Asal-usul Tradisi Ogoh-ogoh
Ada keyakinan bahwa tradisi ogoh-ogoh yang berasal dari kepercayaan Hindu Bali mulai pada abad ke-16. Ketika itu tradisi tersebut jadi bagian dari perayaan menyambut Tahun Baru Saka.
Ogoh-ogoh adalah patung raksasa dengan ukiran dan hiasan warna-warni. Patung ini melambangkan roh jahat atau bhuta kala yang harus diusir dari lingkungan masyarakat.
Prosesi ogoh-ogoh berlangsung sebagai upaya untuk membersihkan alam semesta dari kejahatan dan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
Makna dan Simbolisme
Ogoh-ogoh memiliki makna dan simbolisme yang dalam dalam budaya Bali. Selain sebagai representasi dari kekuatan jahat yang harus diusir, ogoh-ogoh juga melambangkan segala hal negatif dalam diri manusia. Termasuk snafsu duniawi, kemarahan, keserakahan, dan kebencian.
Dengan membangun ogoh-ogoh dan kemudian menggelar prosesi melintasi desa. masyarakat Bali punya keyakinan. Mereka yakin dapat membersihkan diri dari segala kejahatan dan menghadapi Tahun Baru dengan jiwa yang suci dan bersih.
Pembuatan Ogoh-Ogoh
Proses pembuatan ogoh-ogoh berawal beberapa bulan sebelum perayaan Nyepi.
Para seniman lokal bekerja sama dengan komunitas setempat untuk membuat patung-patung raksasa ini dari bahan-bahan seperti bambu, kayu, kertas, dan kain.
Setiap desa di Bali bersaing untuk membuat ogoh-ogoh terbaik dan paling menakutkan, sehingga kompetisi antar desa menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi ini.
Prosesi Ogoh-Ogoh
Malam sebelum Hari Raya Nyepi, prosesi ogoh-ogoh berlangsung di seluruh Bali.
Ogoh-ogoh yang telah selesai, terpasang di atas bambu atau kayu yang ditarik oleh masyarakat setempat, dan kemudian jadi arak-arakan melintasi desa dengan iringan musik dan tarian tradisional.
Di beberapa tempat, prosesi ini juga disertai dengan pertunjukan kembang api dan nyanyian mantra suci untuk mengusir roh jahat.
Akhirnya, masyarakat membakar ogoh-ogoh sebagai simbol pembakaran semua kejahatan dan keburukan, dan masyarakat menyambut Hari Raya Nyepi dengan pikiran yang tenang dan damai.
- 8 Alasan Pantai Samuh Bali Jadi Destinasi Terbaik untuk Dikunjungi
- Taman Budaya Bali, Napas Seni dan Kebudayaan Pulau Dewata
- Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di UNESCO, Apa Saja?
Pentingnya Tradisi Ogoh-Ogoh
Tradisi ogoh-ogoh memiliki peran yang penting dalam mempertahankan keberagaman budaya dan spiritualitas di Bali.
Selain itu, tradisi ini juga menjadi daya tarik pariwisata yang signifikan bagi Pulau Dewata, dengan ribuan wisatawan lokal dan mancanegara yang datang untuk menyaksikan ini setiap tahunnya.
Melalui tradisi ogoh-ogoh, masyarakat Bali dapat memperkuat identitas budaya mereka, menjaga warisan leluhur mereka tetap hidup, dan merayakan kekuatan spiritual yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Berita IndoJurnal di Google News
- Uncategorized5 hari ago
Bupati Nelson Pomalingo Resmikan Proyek Infrastuktur 22 MiIliar Rupiah di Gorontalo
- BERITA5 hari ago
Berjalan Aman dan Tertib! KPU Gorontalo Tegaskan Tidak Ada Pemungutan Suara Ulang
- OLAHRAGA5 hari ago
Horor! 56 Orang Meninggal Dunia Akibat Bentrok Suporter Sepak Bola di Guinea
- BERITA4 hari ago
Gunakan Uang Pribadi, Presiden Prabowo Sumbang Rp2,5 Miliar untuk Bansos
- OLAHRAGA5 hari ago
Gorontalo Gelar Popnas Zona 5, Gubernur Rudy Salahuddin Singgung Soal Pembinaan
- BERITA5 hari ago
Harga Komoditas Produk Pertambangan Anjlok, Turunnya Permintaan jadi Alasan!
- POLITIK5 hari ago
Rekapitulasi 3 Kecamatan di Jakarta Timur, Pramono Anung – Rano Karno Menang Telak!
- OLAHRAGA5 hari ago
Tiket Timnas Indonesia di Piala AFF Mulai Dijual Rabu, Harga Mulai Rp125 Ribu